Senin, 23 April 2012

Kisah Gembuk'an dan Janggelut


      Janggelut dan Gembukan! he..he..he...dua nama yang aneh dan lucu. Ini nama-nama makanan yang dalam gambar menurut versiku, versi istilah dulu di kampung. Janggelut yang berpostur panjang dengan rasa asin gurih, sedangkan gembukan yang kotak dan kadang tembem, dengan rasa manis. Meski mempunyai rasa yang berbeda, tetapi mereka mempunyai kesamaan yaitu menjadikan kita kenyang seketika, terutama bila setelah makan, kemudian minum air banyak-banyak...wah mengembang deh memenuhi waduk!
Di Jakarta, janggelut punya sebutan keren: ca-kwe (?)..sedangkan yang gembukan apa ya? kue bantal? walah...
 

   Janggelut, rasa yang Gurih sangat cocok banget untuk kita makan ama makanan sejenis timlo Solo dan soto. Hanya dengan Rp.500 per buah, bisa menikmati kedua makanan enak yang selalu tersaji hangat ini. 

meskipun harganya murah tetapi rasanya tidak bisa di remehin begitu saja lho. tapi sayang sekali penduduk negri ini dan khususnya masyarakat Kota Solo uda banyak yang ngelupain makanan enak ini. jadi yang jualan makanan Gembuk'an ma Janggelut sekarang uda jarang kita temui.

Gembukan dan Janggelut akan terasa nikmat sekali jika kita makan masih hangat ketika turun hujan dan saat perut lapar heheeee..

Selamat mencoba yaak :))

Asal mula Kata Pengemis

      Akhir-akhir ini di banyak kota, baik kota kecil, besar bahkan kota metropolitan pun tak lepas dari semakin suburnya peminta-minta alias pengemis. Mungkin karena kemiskinan dan minimnya lapangan pekerjaan yang membuat mereka terpaksa berprofesi demikian atau memang sebagian dari mereka sudah diwariskan secara turun temurun. Ironis memang kalau Koes Plus bilang dalam lagunya Indonesia tanah air kita diibaratkan kolam susu (sangkin suburnya).

Tapi sayang oleh penguasa sendiri pun juga masih mewarisi sifat-sifat yang diturunkan dari sebagian nenek moyang dahulu yang punya hobby sebagai pengemis sehingga hutang negara kitapun semakin menggunung alhasil anak-cucu yang menanggungnya.

Betulkah sebagian orang-orang Indonesia ada yang mempunyai hobby sebagai pengemis..?? , ternyata teka-teki ini ada benarnya kalau dirunut dari sejarahnya dulu, ceritanya begini :

Pada saat itu penguasa Kerajaan Surakarta Hadiningrat di pimpin oleh seorang Raja bernama Paku Buwono X, dimana para penguasa pada masa itu memang sangat dermawan serta gemar membagi-bagikan sedekah untuk kaum papa yang tak berpunya terutama menjelang hari Jum'at khususnya pada hari Kamis sore.

Pada hari Kamis tersebut Raja Paku Buwono keluar dari Istananya untuk melihat-lihat keadaan rakyatnya, dari istana menuju Masjid Agung, perjalanan dari gerbang Istana menuju Masjid Agung tersebut ditempuh dengan berjalan kaki yang tentunya melewati alun-alun lor (alun-alun utara), sambil berjalan kaki tentunya diiringi para pengawal sang raja, rupanya di sepanjang jalan sudah dielu-elukan oleh rakyatnya sambil berjejer rapi di kanan-kiri jalan dan sembari menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan kepada sang pemimpinnya.

Pada saat itulah sang raja tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersedekah dan langsung diberikan kepada rakyatnya berupa uang tanpa ada satupun yang terlewatkan dengan kebiasaan berbagi-bagi berkah tersebut mungkin juga warisan para penguasa sebelumnya (sebelum Paku Buwono X), ternyata kebiasaan tersebut berlangsung setiap hari Kamis (dalam bahasa jawanya Kemis), maka lahirlah sebutan orang yang mengharapkan berkah dihari Kemis dan diistilahkan dengan sebutan NGEMIS (kata ganti untuk sebutan pengguna/pengharap berkah dihari Kemis) dan pelaku-pelakunyapun biasa disebut Pengemis (Pengharap berkah pada hari Kemis).

Namun kata pengemis rupanya telah masuk salah satu kosa kata bahasa Indonesia yang tentunya kata dasarnya bukan emis tapi Kemis (Kamis), ternyata sebutan peminta-minta kalah populer dengan istilah pengemis padahal kata pengemis kalau diurai dan diambil dari kata dasarnya yakni kemis atau emis mungkin tidak dikenal dalam kosa kata bahasa indonesia kecuali kalau ada tambahan awalan pe sehingga muncul istilah "Pengemis". Lain halnya dengan kata peminta-minta kata dasarnya adalah minta yang artinya jelas bahkan bisa berdiri sendiri tanpa ada awalan pe.

Jadi kalau boleh disimpulkan asal muasal kata atau perkataan pengemis berasal dari Surakarta atau Solo.


(Di ringkas dari Buku Khasanah Bahasa dalam Kata Per-Kata - Prof. Gorris Keeraf)

Dahsyatnya Khasiat Wudhu

 
     Wudhu adalah ritual yang mengutamakan unsur kesehatan. Bagian-bagian yang dibasuh merupakan titik-titik penting peremajaan tubuh. Di lain pihak juga merupakan pintu masuk bagi ribuan kuman,virus, dan bakteri. Bagaimana wudhu menangkalnya?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...