Seiring
dengan perkembangan zaman, kemampuan manipulasi foto secara digital
sudah umum digunakan untuk berbagai keperluan seperti edit pencahayaan,
edit pewarnaan, edit background, menghaluskan atau untuk tujuan yang
lebih jauh lagi untuk keperluan manipulasi.
Bila anda mengikuti berita media
tentunya pernah mendengar bagaimana para artis yang membantah foto-foto
‘privasi’ mereka yang disebar luaskan secara tidak disengaja diinternet
dengan kemudian berargumen bahwa foto privasi yang beredar adalah
manipulasi / palsu.
Dan seperti yang kita ketahui berikutnya
tokoh yang selalu menjadi ‘konsultan’ untuk membuktikan keaslian foto
hasil manipulasi adalah Roy Suryo. Pertanyaan berikutnya, bagaimanakah
para tokoh telematika tersebut melacak atau menganalisa foto tersebut
adalah asli atau manipulasi?
Hal ini memang tidak dapat dijawab
secara pasti karena setiap penganalisa mempunyai teknik mereka sendiri
yang berbeda-beda, namun pada tulisan ini akan dibahas setidaknya ada 2
cara untuk mengenali foto tersebut merupakan foto hasil editan atau
bukan.
Pixel Construction
Pixel adalah satuan inchi terkecil yang
saling menyusun satu sama lainnya dengan jumlah mencapai puluhan jutaan
unit untuk setiap gambar standar beresolusi 150dpi.Dengan ukuran pixel
yang sedemikian kecilnya, pengguna tidak akan menangkap tumpukan pixel
tersebut kecuali dengan memperbesar gambar tersebut ke ukuran maksimal
seperti yang tampak pada gambar dibawah ini. Anda akan melihat susunan
berbentuk kotak-kotak kecil beraturan dengan ukuran yang sama besar satu
sama lainnya. Inilah yang disebut dengan pixel. (klik untuk memperbesar
gambar)
Pixel tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui apakah foto tersebut merupakan editan atau bukan dengan cara
memperbesar bidang / bagian yang kiranya menjadi target manipulasi
misalnya pada bagian tangan, rambut, leher, tepi tubuh dsb. Foto
manipulasi umumnya menggunakan tools seperti clone stamp tool, blur
tool, layer, sharpen dsb untuk menambal, menutup, mewarna ulang bagian
yang ingin dimanipulasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil editan yang
menyatu yang mungkin sulit untuk dibedakan asli atau palsu NAMUN hal
tersebut tetap tidak dapat disembunyikan bila anda memperbesar gambar
pada bidang tersebut lalu memperhatikan pixel secara detil.
Pada hasil editan akan tampak beberapa
pixel yang tidak beraturan, beberapa warna tampak luber sedikit,
permukaan warna yang tidak menyambung, gambar yang hanya blur sebagian,
warna yang berbeda kontras, dsb. Semakin besar / tajam kualitas foto
yang dianalisa, semakin mudah untuk mengenalinya. Yang sedikit
menyulitkan bila foto tersebut berwarna hitam putih dengan ukuran
resolusi foto yang diperkecil.
Menganalisa Dengan Notepad
Mungkin terdengar sedikit aneh namun seperti yang pernah dibahas pada tulisan lainnya tentang fungsi notepad dan kegunaan notepad
yang multifungsi. Notepad juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah
foto tersebut pernah mengalami pengeditan atau tidak. Caranya adalah
dengan meng-klik kanan foto yang ingin dianalisa lalu pilih open with.. kemudian pilih program Notepad yang terdapat dilist program. Lalu perhatikan kedua gambar berikut:
Gambar1
Gambar2
Foto yang pernah mengalami pengeditan dengan Photoshop
akan tampak watermark didalamnya yang bertulisan Adobe Photoshop
berikut waktu terakhir foto tersebut diedit. (gambar2). Selain itu juga
terdapat informasi media yang digunakan untuk mengambil foto
tersebut.Tulisan tersebut tidak dapat dihapus karena akan merusak foto
yang bersangkutan.
Namun ini tidak dapat dijadikan tolak
ukur 100% bahwa foto tersebut telah mengalami manipulasi besar-besaran
karena bisa saja pengedit foto hanya melakukan editing kecil seperti
menerangkan foto dsb. Dan watermark bahwa foto tersebut pernah diedit
dengan photoshop tetap tercantum disana.
–
Demikianlah informasi mengenai cara membedakan foto manipulasi atau bukan
sumber : http://www.ilmu-komputer.org



Tidak ada komentar:
Posting Komentar